Jumat, 06 Maret 2015

KARYA TULIS ILMIAH BERCOCOK TANAM HIDROPONIK

BERCOCOK TANAM HIDROPONIK

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
      Pertanian merupakan sektor yang penting bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian. Para petani biasanya menggunakan tanah sebagai media dalam mengembangkan hasil peretaniannya. Hal ini sudah mejadi hal yang biasa di pertanian.
     Melihat banyaknya lahan yang dipakai untuk lahan pertanian, saat ini ada cara lain dalam mengembangkan hasil pertanian, yaitu dengan cara bercocok tanam hidroponik. Hidroponik merupakan budi daya pertanian tanpa media tanah. Sistem bercocok tanam hidroponik ini dapat memanfaatkan lahan yang sempit.
     Cara bercocok tanam hidroponik sudah banyak dipakai oleh masyarakat untuk di lahan yang tidak terlalu luas. Banyak keuntungan dan manfaat yang dapat diperoleh dari sistem hidroponik. Sistem ini dapat menguntungkan petani dalam meningkatkan mutu pertanian dan tidak membutuhkan lahan yang luas.

B.   Tujuan
     Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan karya tulis ini. Tujuan – tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Mendeskripsikan pengertian dari hidroponik.
2.    Dapat menjelaskan dan menerapkan cara – cara bercocok tanam secara hidroponik.
3.    Mendeskripsikan keuntungan dan kelemahan bercocok tanam secara hidroponik.
4.    Menelaah cara yang baik dalam memperkenalkan pada petani mengenai sistem hidroponik agar mereka memanfaatkannya dengan baik dan memaksimalkan keuntungan dari sistem tersebut.
5.    Memenuhi tugas pelajaran bahasa Indonesia.

C.   Identifikasi Masalah
     Dari karya tulis ini ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi. Masalah – masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Makna hidroponik.
2.    Bahan – bahan yang dibutuhkan.
3.    Jenis – jenis tanaman hidroponik.
4.    Cara bertanam secara hidroponik
5.    Kekurangan dan kelebihan bertanam hidroponik.

D.  Perumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa masalah pada pembahasan karya ilmiah ini, yaitu:
1.    Apakah itu bercocok tanam secara hidroponik?
2.    Apa sajakah bahan yang dibutuhkan dalam bercocok tanam hidroponik?
3.    Apa sajakah jenis tanaman hidroponik yang selalu berhasil?
4.    Bagaimanakah cara bercocok tanam hidroponik?
5.    Apa sajakah keuntungan dan kelemahan dalam bercocok tanam hidroponik?



BAB II
PEMBAHASAN
I.            Makna hidroponik
    Hidroponik berasal dari bahasa latin (Greek), hydro berarti air dan phonos berarti kerja sehingga hidroponik berarti air yang bekerja. Jadi, hidroponik merupakan media tanam tanpa menggunakan tanah dan mengambil unsur hara mineral dari yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air.
     Makanan tanaman yang ditanam secara hidroponik diperoleh dari air yang mengandung zat – zat anorganik yang diberikan melalui pipa – pipa air atau dengan cara disiramkan. Dalam praktiknya hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur air (menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus (menggunakan media kerikil, batu bata, dan lain – lain).
II.            Bahan – bahan yang dibutuhkan
     Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir. Pada umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam hidroponik tidak lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrient sebagai sumber makanan bagi tanaman. Apakah cukup dengan air dan nutrien? Bahan dasar yang dibutuhkan tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan CO2. Cahaya telah terpenuhi oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2 sudah cukup melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral dapat diberikan dengan system hidroponik, artinya keberadaan tanah sebenarnya bukanlah hal yang utama.
III.            Jenis – jenis tanaman hidroponik
     Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari golongan tanaman hias antara lain Philodendron, Dracaena, Aglonema, dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang telah dihidroponikkan antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung, dan bayam. Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan antara lain jambu air, melon, kedondong Bangkok, dan belimbing.
     Bercocok tanam secara hidroponik memerlukan keahlian di bidang hidroponik. Diperlukan pengenalan dan pembelajaran mengenai cara – cara bercocok tanam hidroponik agar masyarakat dapat memanfaatkan sistem ini dengan baik, khususnya petani. Petani perlu mengetahui sistem hidroponik karena banyaknya keuntungan yang didapatkan untuk hasil pertanian mereka. Dengan demikian hasil pertanian akan menjadi lebih baik dan daya jualnya pun dapat meningkat. Selain itu petani juga dapat memaksimalkan lahan yang mereka miliki untuk bercocok tanam dengan hidroponik karena tidak memerlukan lahan yang luas. Bagaiman cara bertanam secara hidroponik?
IV.            Cara bertanam hidroponik
Adapun caranya yaitu:
1.    Media persemaian yang telah diberi air, lalu taburkan benih yang akan ditanam, yang telah direndam di media tersebut.
2.    Siram benih tersebut dan letakkan di tempat yang lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung. Jika benih sudah tumbuh, siramla stiap hari (pagi dan sore).
3.    Setelah benih berumur 2 minggu, pindahkan ke pot yang telah diisi dengan media tanam yang telah disterilkan.
4.    Selanjutnya pelihara tanaman tersebut dengan sebaik – baiknya, yaitu dengan penyiraman rutin, pemberian nutrien, pemberian air, pemilihan tanaman yang baik, pemangkasan daun – daun yang tumbuh di ketiak daun, dan sebagainya.

V.            Kekurangan dan kelebihan bercocok tanam hidroponik

Ø Keuntungan dari sistem hidroponik diantaranya yaitu:
1.    Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin.
2.    Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
3.    Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien).
4.    Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman baru.
5.    Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat dan memiliki standarisasi.
6.    Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak.
7.    Hasil produksi lebih tinggi dibanding dengan penanaman di tanah.
8.    Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non hidroponik.
9.    Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.
10.Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan, atau ketergantungan        
     dengan kondisi alam.
11.Tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang           terbatas, misalnya di atap, dapur, atau garasi.

Ø Kelemahan dari sistem hidroponik, diantaranya yaitu:
1.    Memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia.
2.    Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik sedikit sulit.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
     Bercocok tanam secara hidroponik merupakan bercocok tanam tanpa media tanah, sistem ini dapat menggunakan pasir, batu bata, arang, dan sebagainya. Banyak manfaat yang dapat diambil dari bercocok tanam secara hidroponik ini. Para petani butuh mengetahui metode tersebut agar dapat membandingkan manfaat yang didapatkan bila bercocok tanam hidroponik dan dengan media tanah. Mereka juga dapat memperoleh penghasilan yang lebih karena bercocok tanam hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas sehingga mereka dapat memaksimalkan hasil pertanian mereka.
     Pengenalan metode tersebut pada petani sangat dibutuhkan, tahap pengenalan dapat secara penyuluhan maupun informasi – informasi yang didapatkan dari masyarakat lain yang sudah mengetahui metode tersebut. Para petani diharapkan dapat memanfaatkan dengan baik untuk memperoleh hasil yang maksimal dari bercocok tanam hidroponik sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka menjadi lebih baik.
B.   Saran
     Petani menggantungkan penghasilannya pada lahan pertanian mereka. Hasil pertanian yang berkualitas akan berdampak sangat baik pada penghasilan mereka. Hidroponik merupakan sistem bercocok tanam tanpa media tanah yang dapat menghasilkan hasil pertanian dengan kualitas yang baik. Pemerintah seharusnya memberikan penyuluhan pada para petani, kemudian memberikan modal pada mereka sehingga mereka dapat mencoba bercocok tanam hidroponik. Bila penyuluhan dan percobaan berjalan dengan baik, maka petani dapat melanjutkan bercocok tanam dengan hidroponik tersebut sehingga dapat meningkatkan penghasilan mereka.



















DAFTAR PUSTAKA

Mikrajudin, dkk. 2007. IPA Terpadu SMP dan MTs kelas IX Semester 1. Jakarta: Erlangga.
Wariyono, Sukis, dkk. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu/untuk kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Lingga, Pinus. 1999. Bercocok tanam tanpa tanah. Bogor: Penebar Swadaya.
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, IPA untuk SMP dan MTs, Permen Diknas No. 22 dan 23, 2006.
Wasis, dkk. 2008. IPA SMP. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.


2 komentar: